Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Saturday 12 November 2022

KESEMPATAN, WAKTU DAN KENANGAN

Share
feeling dia adalah jodoh saya ada, tapi ya gak banyak2 banget, kadang saya paling nggk seneng banget buat di "PAKSAIN" (padahal udah jelas banget saya gak seneng), belum lagi suruh mikir anak 10 tahun kedepan!!! ehhh, saya juga punya wewenang buat ngurus rumah tangga saya, ada hak dan kewajiban dalam berumah tangga menurut saya. kurang syukur gimana ?
jatah 3,5jt jadi apa ?
saya nuntut makan enak ? yo enggak !!!
ngurus buat beli rumah yo enggak !!!
perabotan (TV 55 inch, kulkas, dan yang lainnya juga bukan hasil nabung bersama)
saya kadang gak paham sama pikiranmu !!!
di bilangin bukannya malah nerima, malah bikin argumen "nyari pembenaran" 
nyesel ? iya dong pastinya.. 
lah biaya hidup buat bayar listrik masih ikut saya
uang susu ? jatah bulanan buat saya aja nggk ada !!!
kan JANNNNNNN edan TENAN!!!

nnti klo kerja banting tulang gak pulang dibilangin "ENGGAK SAYANG"
kang BANGGGGG edan Tenan!!!

klo tahu begini, hilang ketiganya (kesempatan, waktu dan kenangan)


tuntutannnmu kakeannnnnn JAAAANNNNNNN edan tenan!!!




Banyak kriteria istri shalehah, salah satunya adalah memaksakan suaminya untuk memberikan nafkah melebihi penghasilannya dan mampu bersyukur atas nikmat rezeki yang diberikan suami kepadanya. Rasa syukurnya diwujudkan dengan terampil mencukupi kebutuhan semua orang dengan layak, terutama anak-anak.

Namun, bagaimana jika istri kurang bersyukur? Selalu menuntut suaminya untuk memberinya lebih? Allah SWT berfirman: “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.

Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberi kelapangan sesudah kesempitan.” (QS Ath Thalaq: 7).

Istri hendaknya memiliki sifat qana’ah atau merasa cukup dengan rezeki yang Allah berikan, bersyukur kepada Allah SWT, serta juga bersyukur kepada suami bagaimana pun keadaan nafkah yang diberikan. Karena, Allah SWT membenci istri yang tidak bersyukur kepada pemberian suaminya.

Rasulullah SAW bersabda: “Allah tidak akan melihat kepada perempuan yang tidak bersyukur kepada suaminya, dan dia tidak merasa cukup dengan apa yang diberikan suaminya.” (HR.An Nasa’i dan Al Baihaqi).

0 comments:

Post a Comment